Dalam era modern ini, konsumsi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Baik melalui iklan, media sosial, atau tuntutan gaya hidup, masyarakat sering terjebak dalam pola perilaku konsumtif. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan konsumtif?
Untuk lebih jelasnya, yuk simak langsung pengertian dari apa itu konsumtif dan ciri-cirinya di bawah ini!
Apa Itu Konsumtif?
Apa itu konsumtif merujuk pada kecenderungan seseorang untuk terus-menerus membeli barang dan jasa tanpa mempertimbangkan kebutuhan yang sebenarnya. Hal ini sering kali didorong oleh keinginan untuk memuaskan hasrat sesaat dan mendapatkan kepuasan instan dari kepemilikan benda-benda materi. Dalam konteks yang lebih luas, konsumtif juga mencerminkan budaya yang mendorong individu untuk mengidentifikasi diri mereka dengan barang-barang yang mereka miliki dan gaya hidup yang mereka tampilkan.
Salah satu aspek utama dari apa itu konsumtif adalah konsumsi berlebihan. Orang-orang cenderung terjebak dalam lingkaran konsumsi di mana mereka terus-menerus membeli barang-barang baru tanpa memperhatikan apakah mereka benar-benar membutuhkannya. Dalam beberapa kasus, orang bahkan terjebak dalam utang yang serius karena kebiasaan konsumtif mereka. Dorongan untuk terus mengkonsumsi dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk iklan yang cerdik, tekanan sosial, dan keinginan untuk menunjukkan status atau keberhasilan kepada orang lain.
Dampak dari perilaku konsumtif dapat dirasakan baik secara pribadi maupun sosial. Pada tingkat individual, konsumtif dapat menyebabkan ketidakpuasan jangka panjang. Meskipun kepuasan instan bisa didapatkan melalui pembelian barang-barang baru, sensasi tersebut hanya bersifat sementara dan cepat memudar. Individu yang terjebak dalam pola apa itu konsumtif sering merasa tidak puas dan selalu menginginkan lebih. Selain itu, kebiasaan konsumtif yang berlebihan juga dapat menyebabkan masalah keuangan, stres, dan gangguan mental seperti kecemasan dan depresi.
Baca Juga: 3 Perbedaan Investor dan Trader Saham yang Wajib Kamu Tahu!
Dari segi sosial, perilaku apa itu konsumtif juga memiliki implikasi yang signifikan. Budaya konsumtif dapat mempengaruhi pola konsumsi masyarakat secara keseluruhan dan menyebabkan masalah lingkungan. Ketika orang terus-menerus membeli barang baru, banyak sumber daya alam yang diperlukan untuk memproduksi dan membuang barang-barang tersebut. Hal ini berkontribusi pada perusakan lingkungan dan perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan.
Selain itu, masyarakat yang sangat konsumtif cenderung mengabaikan nilai-nilai yang lebih penting seperti hubungan interpersonal, kebahagiaan batin, dan kehidupan spiritual. Fokus yang terlalu besar pada materi dapat mengaburkan pemahaman akan makna sejati kehidupan. Selain itu, kesenjangan sosial juga dapat semakin memperbesar dalam masyarakat yang terjebak dalam budaya apa itu konsumtif. Orang-orang yang tidak mampu mengikuti tren konsumsi yang ditentukan oleh masyarakat cenderung merasa terpinggirkan dan rendah diri.
Menghadapi fenomena konsumtif yang meluas, penting bagi kita untuk mengembangkan kesadaran akan pola konsumsi kita sendiri. Pertanyaan seperti “Apakah saya benar-benar membutuhkannya?” atau “Apakah ada alternatif yang lebih berkelanjutan?” dapat membantu kita membedakan antara kebutuhan dan keinginan yang tidak perlu. Selain itu, pendidikan mengenai konsumsi yang bertanggung jawab dan dampaknya pada individu dan lingkungan juga penting untuk diperkenalkan di sekolah dan masyarakat.
Baca Juga: Garis Tangan Orang Kaya, Apakah Investor Termasuk?
Ciri-Ciri Perilaku Konsumtif
Ada beberapa ciri perilaku konsumtif yang sering kali terlihat pada lingkungan sekitar. Untuk lebih jelasnya, silakan simak langsung di bawah ini!
1. Pembelian Impulsif
Salah satu ciri paling jelas dari perilaku konsumtif adalah kecenderungan untuk membeli barang-barang secara impulsif. Orang-orang dengan perilaku konsumtif sering kali tergoda untuk membeli barang-barang tanpa memikirkan konsekuensi jangka panjang atau kebutuhan yang sebenarnya. Mereka mungkin merasa dorongan kuat untuk membeli sesuatu hanya karena melihatnya di iklan atau melihat orang lain memiliki barang tersebut.
2. Perasaan ketidakpuasan yang terus-menerus
Individu dengan perilaku konsumtif seringkali mengalami perasaan ketidakpuasan yang terus-menerus terhadap apa yang mereka miliki. Mereka selalu merasa tidak puas dan selalu menginginkan lebih banyak barang atau produk baru. Kepuasan yang diperoleh dari pembelian hanya bersifat sementara, dan mereka terus mencari kepuasan tambahan melalui konsumsi berlebihan.
3. Kesulitan mengendalikan pengeluaran
Orang dengan perilaku konsumtif seringkali memiliki kesulitan dalam mengendalikan pengeluaran mereka. Mereka mungkin tidak dapat menahan diri untuk tidak membeli barang-barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan, bahkan jika mereka menyadari konsekuensinya. Ketika tiba saatnya untuk membuat keputusan keuangan yang bijak, mereka sering kali gagal untuk menahan diri.
4. Terjebak dalam lingkaran utang
Kebiasaan konsumtif yang berlebihan seringkali mengarah pada masalah keuangan yang serius. Orang dengan perilaku konsumtif cenderung membeli barang-barang dengan menggunakan kartu kredit atau pinjaman, bahkan jika mereka tidak mampu membayarnya. Akibatnya, mereka dapat terjebak dalam lingkaran utang yang sulit untuk keluar.
5. Identifikasi diri dengan barang-barang materi
Salah satu ciri khas perilaku konsumtif adalah identifikasi diri dengan barang-barang yang mereka miliki. Individu dengan perilaku konsumtif mungkin merasa bahwa kepemilikan barang-barang tersebut adalah cerminan dari status atau keberhasilan mereka. Mereka cenderung mengaitkan harga diri mereka dengan barang-barang yang mereka miliki dan seringkali menggunakan konsumsi untuk mencari validasi sosial.
6. Fokus pada gaya hidup dan tren
Perilaku konsumtif seringkali didorong oleh dorongan untuk mengikuti gaya hidup dan tren terkini.
Tips Bagaimana Cara Agar Terhindar dari Sifat Konsumtif
Menghindari sifat konsumtif memang tidak mudah. Tetapi, hal itu bukan berarti tidak mungkin untuk dilakukan. Kamu dapat mencoba beberapa tips bagaimana cara agar terhindar dari sifat konsumtif berikut ini untuk mengatasi hal tersebut:
1. Buat Anggaran Keuangan
Tips pertama bagaiman agar terhindar dari sifat konsumtif adalah dengan menyusun anggaran keuangan. Penyusunan anggaran ini sangatlah penting untuk dilakukan karena anggaran akan membantu kamu membagi pengeluaran sesuai dengan tujuan masing-masing.
Penyusunan anggaran keuangan dapat dilakukan dengan cara yang fleksibel, disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan keinginanmu. Agar tidak boros, kamu dapat menetapkan anggaran berdasarkan prioritas. Prioritaskan kebutuhan pokok sebagai yang utama. Setelah semua kebutuhan pokok terpenuhi, barulah alokasikan anggaran untuk keinginan lainnya.
2. Catat Setiap Pengeluaran
Membuat anggaran akan menjadi sia-sia jika tidak dijalankan dengan disiplin. Disiplin dalam mengatur keuangan memang tidak mudah, namun sangat penting. Untuk itu, kamu perlu memaksa diri agar disiplin dalam mengelola uang, dan salah satu caranya adalah dengan mencatat setiap pengeluaran. Untuk mempermudah prosesnya, kamu bisa memanfaatkan aplikasi pencatat keuangan.
Dengan mencatat semua pengeluaran, kamu bisa melakukan evaluasi keuangan secara menyeluruh. Rekam jejak pemakaian uang bulanan akan terlihat jelas. Dari sini, kamu dapat mempertimbangkan untuk mengurangi pengeluaran-pengeluaran yang dianggap tidak terlalu penting. Hal ini akan membantu kamu dalam mengelola keuangan secara lebih bijak dan efisien.
3. Pisahkan Rekening Berdasarkan Fungsi Pemakaiannya
Bagaimana cara agar terhindar dari sifat konsumtif selanjutnya adalah dengan memisahkan rekening. Kamu bisa memiliki beberapa rekening berbeda, masing-masing untuk kegunaan yang berbeda pula. Misalnya, satu rekening untuk menabung dan yang lainnya untuk keperluan sehari-hari.
Dengan memisahkan rekening, kamu akan lebih teratur dan disiplin dalam mengelola keuangan. Uang yang ada di rekening tabungan akan terjaga dan tidak digunakan seenaknya. Di sisi lain, kamu akan berusaha semaksimal mungkin untuk menggunakan uang dengan bijaksana agar bisa memenuhi kebutuhan bulanan dengan baik.
4. Sebisa Mungkin Hindari Utang
Mendapatkan utang di era digital seperti sekarang ini sangatlah mudah. Kamu bisa meminjam uang dalam jumlah berapa pun dengan mudah melalui internet. Namun, perlu diingat bahwa utang sebenarnya adalah cara yang keliru untuk menyembunyikan kondisi kesehatan keuangan.
Oleh karena itu, sebaiknya kita menghindari utang sebisa mungkin. Jika saat ini kamu masih memiliki utang, lebih baik utang tersebut dilunasi dengan segera. Terutama jika utang tersebut memiliki bunga yang sangat tinggi. Prioritaskan untuk melunasi utang tersebut agar tidak menimbulkan masalah keuangan di kemudian hari.
5. Biasakan Berhemat Mulai dari Hal-Hal Kecil
Berikutnya, penting bagi kamu untuk membiasakan diri menjadi lebih hemat mulai dari hal-hal kecil. Beberapa kebiasaan sederhana tapi bermanfaat dalam berhemat dan menjauhi gaya hidup konsumtif antara lain:
- Bawalah bekal makan siang. Dengan cara ini, kamu dapat menghindari pengeluaran untuk membeli makan siang di warung atau kantin. Selain itu, kamu memiliki kebebasan untuk memilih menu sesuai selera.
- Jangan sia-siakan uang kembalian. Setiap kali berbelanja, seringkali kamu mendapatkan uang receh sebagai kembalian. Cobalah untuk menyimpan uang receh tersebut dalam wadah khusus. Seiring berjalannya waktu, kamu akan terkejut dengan jumlah uang yang bisa berhasil terkumpul.
- Gunakan paket data dengan hemat. Jangan terbiasa menyalakan paket data sepanjang hari. Gunakan hanya saat memang dibutuhkan. Selain itu, pertimbangkan untuk memanfaatkan hotspot WiFi yang tersedia di rumah, kantor, atau tempat umum.
Dengan menerapkan kebiasaan-kebiasaan ini, kamu dapat menghemat pengeluaran dan mengurangi gaya hidup boros yang tidak perlu. Ingatlah bahwa langkah kecil dalam berhemat dapat memberikan dampak positif yang besar pada keuangan pribadi kamu.
6. Pertimbangkan untuk Memulai Investasi
Jika kamu ingin berhemat dan menghindari gaya hidup konsumtif, pertimbangkan untuk mulai berinvestasi sekarang. Berinvestasi akan membantumu belajar untuk hidup hemat, sambil juga mencari tambahan penghasilan.
Namun, perlu diingat, pilihlah investasi dengan hati-hati. Jangan tertipu oleh penawaran investasi bodong yang menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat. Sebagai gantinya, pilihlah investasi yang aman dan terjamin keuntungannya. Salah satu pilihan yang direkomendasikan adalah investasi dengan SFAST.
Investasi di SFAST sangatlah mudah dilakukan. Kamu bisa melakukannya dengan mudah melalui aplikasi SFAST di smartphone kamu, bahkan dengan dana kecil sekalipun.
Nah, apakah informasi tentang perilaku konsumtif cukup bermanfaat untuk kamu?
Yuk, tingkatkan terus literasi keuangan di SFAST!
Mau #DudukSantaiTapiCuan? Yuk, investasi saham dan reksa dana di SFAST!