Berbicara tentang investasi saham memang tidak ada abisnya. Bagaimana tidak? Salah satu instrumen yang paling dipertimbangkan oleh semua generasi ini mampu mendatangkan berbagai keuntungan bagi para pemegang saham. Tidak heran jika investasi saham adalah salah satu upaya seseorang untuk meningkatkan dan mengamankan aset, serta menjadikan passive income di masa yang akan datang.
Berbicara tentang saham rasanya erat sekali kaitannya dengan ARA dalam saham. Sudahkan kamu tahu betul tentang ARA pada investasi saham? Jika belum dan ingin tahu lebih lanjut, silakan simak lebih lanjut di bawah ini!
Apa Itu ARA dalam Saham?
Auto Rejection Atas atau ARA adalah naiknya pergerakan saham secara signifikan sampai menyentuh batas atas yang telah ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia. Dilansir dari Kontan, Bursa Efek Indonesia (BEI) menerbitkan peraturan baru terkait pelaksanaan perdagangan saham Nomor Kep-00108/BEI/2020 pada tanggal 4 Desember perihal perubahan aturan II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas, terutama pengaturan presentasi tentang auto rejection yang berlaku saat ini.
Berikut adalah persentase auto rejection lebih detailnya.
- Rentang harga saham Rp50 – Rp200 berlaku Auto Rejection Atas (ARA) 35%
- Rentang harga saham lebih dari Rp200 – Rp5000 berlaku Auto Rejection Atas (ARA) 25%
- Rentang harga saham lebih dari Rp5000 berlaku Auto Rejection Atas (ARA) 20%
- Sedangkan, ketiga klasifikasi harga di atas berlaku Auto Rejection Bawah (ARB) sebesar 7%
Bisa disimpulkan bahwa batas Auto Rejection Atas (ARA) dalam sehari adalah 20% – 35% dan Auto Rejection Bawah sebesar 7%.
Jadi, sudah paham kan tentang Auto Rejection Atas (ARA) dan Auto Rejection Bawah (ARB) pada saham?
Kenapa Saham Bisa ARA dan ARB?
Untuk investor pemula, kalian pasti masih bertanya-tanya dalam hati, “Kok saham bisa ARA dan ARB ya? Manfaatnya Apa Sih? Nah, Bursa Efek Indonesia punya tujuan memberlakukan Auto Rejection untuk memastikan kalau jual-beli atau transaksi di pasar saham berjalan secara wajar.
Nah, ada perbedaan sedikit antara saham IPO atau yang baru rilis dengan saham yang sudah lama berada di bursa. Perbedaan ini terdapat pada Batas ARA dan ARB yang dikenakan. Khusus untuk saham yang baru IPO, batas ARA dan ARB dikenakan dua kali lipat dari persentase.
Keuntungan Adanya Batas ARA dan ARB Dalam Saham
Bursa Efek Indonesia menjelaskan bahwa adanya batas ARA dan ARB pada perdagangan saham tentu memiliki tujuan. Tujuan ARB adalah mencegah harga saham turun drastis secara tiba-tiba. Selain itu, tujuan ARA dalam saham juga mencegah harga saham naik secara drastis dan tanpa batas.
Tapi, ada manfaat lain yang bisa dirasakan oleh investor maupun emiten terkait ketika saham sedang ARA atau ARB. Penasaran? Yuk, langsung simak di bawah ini!
Mendapatkan Capital Gain dalam Jumlah Besar
Tidak dapat dipungkiri kalau adanya ARA dalam saham pasti sangat menguntungkan bagi investor. Bagaimana tidak? Bisa menjual saham dengan harga lebih tinggi dari harga beli tentu bisa memberikan kita keuntungan berupa capital gain.
Hal ini pun tentu bisa kamu lakukan dengan melakukan analisa teknikal dan fundamental terkait emiten yang diinvestasikan. Jadi tunggu apalagi? Yuk, investasi saham dari sekarang terus tingkatkan literasi keuangan ya!
Merasa Aman bagi Perusahaan Emiten Terkait
Ketika ARB, harga saham tentu cenderung turun. Dengan adanya batas ARB, perusahaan suatu emiten tentu jauh lebih siap dalam menyusun strategi untuk meminimalisir kerugian.
Kenapa Saham Bisa ARA atau ARB?
Ada beberapa alasan yang membuat suatu emiten bisa terkena batas ARA atau ARB. Untuk lebih jelasnya, silakan simak langsung di bawah ini!
Minat Masyarakat Tinggi ketika IPO
Kita pasti tahu betul bahwa ketika saham IPO, minat masyarakat tinggi untuk membeli saham tersebut. Hal inilah yang membuat harga sama menyentuh batas atas. Namun, biasanya masyarakat juga akan menjual sahamnya ketika sudah menyentuh batas atas.
Sentimen Positif atau Negatif terkait Emiten Tertentu
Tidak dapat dipungkiri kalau sentimen sangat berpengaruh terhadap harga suatu emiten. Baik itu positif maupun negatif, tentu akan berpengaruh pada harga saham, bahkan bisa menyentuh batas ARA ataupun ARB.
Saham Gorengan
Saham gorengan adalah suatu emiten yang dinilai memiliki kinerja kurang baik, baik dari sisi analisa teknikal ataupun fundamental. Oleh karena itu, kita wajib untuk terus meningkatkan literasi keuangan agar tak terjebak dengan saham gorengan yang merugikan.
Berikut adalah informasi lengkap seputar batas ARA dalam saham dan ARB pada sebuah saham. Tetap nantikan berita terbaru seputar investasi saham dan reksa dana hanya di SFAST ya!