Kita pasti tahu betul bahwa untuk mendapatkan saham di harga yang diinginkan, kita harus rela belajar, menganalisa, dan melakukan strategi tertentu. Salah satu strategi yang sering kali dilakukan oleh para investor adalah Average Down. Namun, sudahkah kamu tahu apa itu Average Down Saham?
Untuk lebih jelasnya, yuk kita simak langsung di bawah ini!
Apa Itu Average Down Saham?
Dilansir dari Investopedia, Average Down Saham adalah strategi investasi yang melibatkan pemegang saham membeli saham tambahan untuk investasi setelah harganya turun. Harga pembelian kedua ini merupakan penurunan rata-rata atau average down.
Sebagai contoh, ada seorang investor yang memutuskan untuk membeli saham ABCD sebanyak 100 lembar dengan harga Rp100,- per lembarnya. Mungkin, investor tersebut akan membeli lagi saham ketika harga sudah mencapai Rp80,-. Dengan begitu, ini akan menurunkan harga rata-ratanya kemungkinan menjadi Rp90,-. Nah, strategi ini sering kali disarankan oleh penasihat keuangan guna mendapatkan keuntungan yang lebih maksimal, cara ini juga bisa diterapkan ketika kamu menerapkan strategi Dollar Cost Averaging (DCA).
Apa Manfaat dari Average Down Saham?
Keuntungan yang paling dirasakan oleh investor dari strategi average down saham adalah investor memiliki kemampuan untuk menurunkan harga rata-rata kepemilikan saham secara substansial. Jika diasumsikan saham akan berbalik (turn around), hal ini bisa dipastikan titik impas yang lebih rendah untuk posisi saham dan keuntungan yang lebih tinggi.
Cara Menghitung Average Down Saham?
Seperti contoh sebelumnya, investor dapat menurunkan titik impas atau average price dari posisinya ke harga Rp90,- dengan average down melalui pembelian 100 lembar saham tambahan seharga Rp80,-, di atas 100 lembar saham seharga Rp100,-. Rinciannya sebagai berikut:
100 saham x Rp(90-100) = -Rp1000
100 saham x Rp(90-80) = Rp1000
Rp1000 + (-Rp1000) = Rp0
Nah, jika sebuah saham diperdagangkan pada harga Rp98 dalam enam bulan berikutnya, investor akan memiliki potensi keuntungan sebesar Rp600,-. Rinciannya sebagai berikut:
100 saham x Rp(98-100) = -Rp200
100 saham x Rp(98-90) = Rp800
Rp800 + (-Rp200) = Rp600,-
Nah, jika harga saham terus naik menjadi Rp105, potensi keuntungan yang bisa didapat sekitar Rp3000,- dengan average down, investor telah berhasil menggandakan keuntungan, rinciannya sebagai berikut:
100 saham x Rp(105-100) = Rp500
100 saham x Rp(105-80) = Rp2500
Rp500 + Rp2500 = Rp3000
Jika seandainya investor tidak menerapkan strategi average down saat saham turun di harga Rp80,-, mungkin keuntungan yang didapat (pada saat harga Rp105) hanya akan menghasilkan Rp500,-.
Apa Kerugian dari Strategi Average Down?
Average down membuat investor berpikir untuk membeli saham lebih banyak lagi dengan tujuan memaksimalkan potensi keuntungan. Namun, tahukah kamu bahwa strategi average down bisa membawa kerugian bagi investor?
Hal ini karena jika pergerakan harga saham terus menurun, kerugian yang dirasakan oleh investor akan semakin besar. Oleh karena itu, investor wajib mengerti dan memahami profil risiko investasi masing-masing dengan tujuan agar siap dengan segala risiko yang ada.
Namun, kita pasti tahu betul kalau hal ini tidak mudah untuk dilakukan, terlebih lagi jika kondisi pasar sedang menunjukkan sentimen negatif.
Nah, apakah informasi di atas tentang strategi investasi average down cukup bermanfaat untuk kamu?
Jangan lupa untuk terus up-to-date seputar dunia investasi saham dan reksa dana hanya di SFAST.
SFAST adalah aplikasi investasi saham dan reksa dana online dari PT Surya Fajar Sekuritas yang pastinya memudahkan kamu investasi hanya dalam satu genggaman.
Didukung dengan tampilan yang ciamik, pastinya membuatmu betah untuk investasi.
Yuk, #DudukSantaiTapiCuan bersama SFAST!