Siapa yang mau coba investasi saham, tapi masih bingung dalam memilih, apakah sebaiknya langsung lewat saham atau reksadana dulu, ya?
Meskipun keduanya sama-sama merupakan produk pasar modal, namun ada beberapa hal yang membedakan saham dan reksadana saham. Perlu diketahui juga, bahwa keduanya merupakan produk investasi dengan risiko tinggi yang juga memiliki potensi imbal balik tinggi, atau yang biasanya disebut high risk, high return.
Lalu, apa perbedaan keduanya?
Pengertian Saham dan Reksadana
Bagi para pemula yang memiliki modal tidak terlalu besar, serta tidak memiliki waktu dan keahlian untuk menghitung investasi, reksadana adalah alternatif investasi yang bisa dipilih. Sementara, saham merupakan investasi yang dapat dilakukan oleh investor secara mandiri. Saham memiliki resiko yang tinggi, sehingga para investor perlu memiliki pengetahuan yang cukup agar mampu mengantisipasi terjadinya kerugian.
Baca juga: Kenali 3 Tren Pergerakan Saham: Bullish, Bearish, Sideways
Perbedaan Investasi Saham dan Reksadana Saham
- Pengelola Dana
Dana dalam investasi saham dikelola langsung oleh investor. Maka dari itu, sebaiknya investor dapat menyiapkan waktu untuk memantau pergerakan saham yang dibelinya. Lebih baik lagi jika investor memahami teknik trading saham, sehingga keuntungan yang diraih bisa optimal.
Sedangkan dalam investasi reksadana, dana dikelolah oleh manajer investasi profesional. Dalam hal ini, investor hanya perlu memantau bagaimana kinerja manajer investasi dalam mengelola portofolio secara bijak. Hal tersebut dapat dilihat melalui laporan fund fact sheet bulanan.
2. Tingkat Risiko
Jika dibandingkan, tingkat risiko berinvestasi di saham memang dapat dikatakan lebih tinggi dari reksadana, terlebih lagi bagi investor yang masih pemula. Hal tersebut dikarenakan dalam berinvestasi saham, semua keputusan investasi ada di tangan investor. Sedangkan ketika berinvestasi di reksadana, dana milik investor dikelola oleh manajer investasi yang sudah berpengalaman sehingga investor tidak perlu khawatir.
3. Potensi Return
Berinvestasi di saham langsung berpotensi mendapatkan return yang lebih tinggi, karena investor dapat menentukan sendiri di mana ia ingin berinvestasi. Investor juga tidak perlu mengeluarkan fee agen pengelola karena dana memang dikelola sendiri. Umumnya investor hanya perlu membayar fee untuk online trading saja dan biasanya sekitar 0,1 – 03 persen tiap transaksi.
Sedangkan dalam investasi reksadana, dana dikelola oleh manajer investasi, sehingga investor akan dikenakan management fee. Tak hanya itu, biasanya investor juga dikenakan potongan setiap melakukan penarikan dana.
4. Minimum Investasi
Dalam investasi saham, seorang nasabah diharuskan untuk membeli minimal 1 lot atau 100 lembar saham. Biasanya, modal yang dibutuhkan minimal adalah Rp100.000. Namun di reksadana, investor dapat mulai berinvestasi dengan nominal Rp10.000 saja. Hal ini dikarenakan, manajer investasi akan mengumpulkan dana dari banyak investor lain, untuk kemudian digabungkan menjadi satu, sehingga mampu membeli saham secara bersama-sama.
5. Pajak
Jika berinvestasi dalam saham langsung, investor dikenakan pajak final 0,1% dari nilai penjualan saham (sudah termasuk biaya penjualan) dan pajak final 10% jika investor mendapatkan dividen dari perusahaan. Sedangkan dalam berinvestasi reksadana, investor tidak akan dikenakan pajak apapun. Investor hanya harus melaporkan keuntungan dari reksadana ke dalam laporan SPT Tahunan.
6. Proses Pencairan Dana Investasi
Dalam berinvestasi saham, investor tidak memerlukan pihak ketiga, maka proses pencairan dana umumnya tidak membutuhkan waktu yang lama. Proses penyelesaian transaksi saham di Bursa adalah T+2, yaitu 2 hari kerja Bursa setelah transaksi. Sedangkan jika berinvestasi dalam reksadana, proses dana masuk ke rekening investor memerlukan waktu, karena investor menggunakan pihak ketiga, yaitu agen pengelola atau manajer investasi. Jika sesuai peraturan, pencairan dana paling lama adalah 7 hari kerja Bursa.
Nah, setelah mengetahui perbedaan antara saham dan reksadana, kini mari ulik kelebihan dan kekurangan dari masing-masing produk investasi tersebut!
Baca juga: Mengenal Indeks Saham LQ45 2023: Panduan untuk Investor Pemula
Keuntungan Saham
- Berdasarkan Pertumbuhan Ekonomi
Di tengah pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi yang membuat pendapatan perusahaan semakin meningkat, hal ini mempengaruhi keuntungan investasi saham. - Return Cenderung Cepat
Saham memiliki return yang lebih besar daripada tingkat inflasi rata-rata tahunan. Meski demikian, investasi saham perlu memerlukan strategi dan pengetahuan untuk mengelola dana investasi untuk mengurangi risiko kerugian. - Mudah
Selain mendapatkan return besar, investor dapat membeli saham perusahaan di pasar saham dengan mudah. Kini, banyak e-commerce/online trading atau aplikasi investasi saham yang memudahkan investor. - Proses Jual Gampang
Investor bisa menjual saham kapanpun karena investasi ini bersifat likuid. Meski ada biaya tambahan saat penjualan saham dan proses pencairan dana juga hanya memerlukan waktu 2-3 hari bursa. - Dua Cara Menghasilkan Uang
Yang pertama, investor dapat membeli saham di saat harga rendah dan menjualnya dengan harga tinggi. Jadi, investor berinvestasi pada perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang cepat dan memiliki value yang baik. Cara kedua, investor dapat mengambil keuntungan dari pendapatan perusahaan dan harga saham yang semakin naik dari waktu ke waktu.
Baca juga: Mengenal Scalper Saham: Strategi Trading Cuan Dalam Waktu Singkat
Kekurangan Saham
- Risiko Tinggi
Saat kinerja perusahaan menurun, investor bisa kehilangan dana investasinya. Investor bisa mengalami kerugian jika menjual saham dengan harga yang sama atau bahkan lebih rendah dengan saat membelinya (capital loss). - Ada Kemungkinan Suspend
Selain risiko capital loss, saham juga bisa terkena suspend. Dalam hal ini, bursa efek dapat memberikan sanksi hingga produk efek tidak dapat memperdagangkan efek. Saat terjadi suspend, investor tidak dapat menjual saham sampai status suspend berubah dalam jangka waktu yang tertentu sesuai ketentuan bursa efek. - Butuh Kemampuan Khusus
Investor harus bisa membaca laporan keuangan dan mengikuti perkembangan pasar modal untuk menentukan strategi investasi. Investor juga perlu memahami analisis teknis dan analisis fundamental dalam investasi saham. - Berpengaruh pada Emosi
Saham memiliki harga yang cenderunt naik turun dalam kurun waktu yang cepat. Hal ini dapat memengaruhi emosi investor sehingga menjadi tidak stabil karena menyaksikan fluktuasi investasi tersebut. Biasanya, hal ini membuat investor menjual saham terlalu cepat karena panik dan takut harga sahamnya akan turun dengan drastis. - Risiko Wanprestasi (Gagal Bayar)
Jika perusahaan sekuritas tempat investor berinvestasi saham atau emiten saham tempat berinvestasi gagal memenuhi kewajibannya, maka terdapat risiko gagal bayar.
Baca juga: Apa itu Saham Big Cap? 10 Saham Big Cap di Indonesia
Kelebihan Reksadana
- Terjangkau
Seorang investor dapat mulai berinvestasi mulai dari 10 ribu. Namun, setiap produk reksadana memiliki jumlah minimum yang berbeda. - Imbal Hasil Lebih Tinggi dari Deposito
Selain minimum investasi yang terjangkau, reksadana juga menghasilkan return yang cukup tinggi. Instrumen investasi ini juga bukan objek pajak, sehingga keuntungannya sudah bebas dari pajak. - Transaksi Mudah
Investor dapat membeli dan menjual produk reksadana kapan saja dan di mana saja. Sekarang, semua transaksi jual-beli produk ini dapat berlangsung secara online. - Diversifikasi Investasi
Sebuah produk aset mutual fund terdiri dari berbagai komponen dari beberapa instrumen investasi dengan persentase yang berbeda. Manajer investasi juga akan menempatkan dana di beberapa instrumen investasi agar dapat menurunkan risiko kerugian saat ada penurunan nilai investasi pada satu sektor tertentu. - Pengelolaan Dana Aman
Investor dapat melihat prospektus reksadana yang transparan sehingga investor hanya perlu memperhatikan portofolio investasi melalui Fund Fact Sheet. Ada pula Bank Kustodian terpercaya yang menampung dana kelolaan investor. Tapi, investor juga harus memastikan bahwa produk pilihanmu itu berasal dari perusahaan yang sudah memiliki izin dan berada di bawah pengawasan OJK (Otoritas Jasa Keuangan).
Baca juga: IHSG Adalah? Berikut Pengertian & Fungsinya Bagi Investor
Kekurangan Reksadana
- Risiko Penurunan Nilai
Pergerakan nilai produk dapat berbeda sesuai dengan jenis produknya. Investor dapat melihat pergerakan nilai tersebut melalui hasil bagi nilai aktiva bersih (NAB) dengan jumlah unit penyertaan (UP). Dalam hal ini, nilainya dapat naik turun karena adanya risiko pasar (market risk). Pada produk reksadana pasar uang, nilainya relatif stabil dari hari ke hari karena portofolio investasi tersebut terdiri dari deposito, dan obligasi yang jatuh tempo di bawah satu tahun. Sementara, reksadana saham dalam jangka pendek cenderung naik-turun sehingga imbal hasilnya dapat optimal dalam jangka panjang. - Risiko Likuiditas
Jika perusahaan manajer investasi terlambat menyediakan dana di saat investor melakukan penjualan reksadana, maka investor akan menerima hasil penjualannya paling lambat 7 hari kerja bursa sejak transaksi penjualan melalui metode transfer rekening. - Risiko Wanprestasi (Gagal Bayar)
Jika partner usaha dari perusahaan manajer investasi gagal memenuhi kewajibannya, maka terdapat risiko gagal bayar yang dapat berpengaruh pada kinerja produk investasi ini.
Baca juga: Kenali Aturan Suspensi Saham dan Faktor-Faktor Penyebabnya
Jadi, Saham atau Reksadana?
Telah kita kupas bersama bahwa perbeddaan antara saham dan reksadana terletak pada pengelola dana, tingkat risiko, potensi return, minimum investasi, pajak, dan proses pencairan dana. Setelah mengetahui perbedaan kedua produk tersebut, investor bisa sesuaikan investasi yang cocok, yang sesuai dengan profil risiko dan kemampuan finansialnya.