Cara mengumpulkan dana darurat adalah langkah penting untuk mengantisipasi berbagai risiko terkait aspek keuangan individu. Namun, tidak sedikit orang yang kesulitan menyisihkan dana darurat dari penghasilan.
Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pengeluaran rutin yang tinggi, kurangnya disiplin, atau kurangnya pemahaman tentang pentingnya dana darurat dan cara mengumpulkan dana darurat dari penghasilan.
Apa Itu Dana Darurat?
Melansir Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana darurat adalah dana yang disimpan untuk kebutuhan tak terduga seperti kecelakaan, kerusakan rumah, atau ketika terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Dana darurat juga sering diartikan sebagai dana yang berasal dari pendapatan bulanan yang sengaja disisihkan untuk keperluan darurat di masa mendatang. Dengan adanya dana darurat, kamu memiliki cadangan keuangan untuk kebutuhan mendesak tanpa bergantung pada pinjaman.
Mengapa Dana Darurat Penting?
Berdasarkan laporan Organization for Cooperation and Development (OECD)/INFE tahun 2020, sebanyak 46% penduduk Indonesia hanya mampu bertahan hidup selama tujuh hari di tengah krisis.
Sekitar 18% lainnya mampu bertahan hidup selama 1 bulan, 5,8% bertahan selama 3 bulan, dan 8,6% mampu bertahan selama 6 bulan.
Data ini menunjukan betapa pentingnya bagi seseorang untuk mempersiapkan dana darurat supaya dapat bertahan hidup menghadapi kemungkinan terburuk di masa mendatang.
Baca Juga: Selain Cek Khodam, Cek 5 Indikator Kesehatan Keuangan Untuk Memastikan Stabilitas Finansialmu
Cara Mengumpulkan Dana Darurat
Dalam prakteknya, mengumpulkan dana darurat tidak mudah. Sebab hal ini dipengaruhi oleh perbedaan kondisi keuangan dan status seseorang.
Meski begitu bukan berarti kamu tidak dapat menyisihkan sebagian pendapatan dan menyimpannya untuk mempersiapkan dana darurat.
Berikut adalah 7 cara mengumpulkan dana darurat dari penghasilan yang bisa kamu terapkan:
1. Pahami Kondisi Keuangan
Cara mengumpulkan dana darurat yang pertama adalah memahami kondisi keuangan saat ini. Selagi memiliki penghasilan, catat setiap pemasukan dan pengeluaran setiap bulannya.
Analisa apakah pemasukan lebih besar dari pengeluaran atau sebaliknya. Jika pengeluaran lebih besar, kamu harus memulai menekan pengeluaran lebih ketat.
2. Batasi Pengeluaran Bulanan
Seringkali kita tidak menyadari jika pengeluaran lebih besar daripada pemasukan. Sebagian pengeluaran kita mungkin condong untuk kebutuhan tersier seperti nongkrong dan membeli barang yang tidak perlu.
Mulai sekarang tekan pengeluaran untuk kebutuhan tidak penting. Kamu mungkin dapat memiliki barang yang kamu inginkan dengan tabungan terpisah, atau membelinya dengan harga promo.
3. Hitung Dana Darurat Ideal
Salah satu kendala dalam mengumpulkan dana darurat adalah besaran penghasilan. Untuk itu kamu perlu mengetahui dana darurat yang ideal sesuai dengan besaran penghasilanmu.
Idealnya dana darurat disisihkan dari 10% – 20% penghasilan. Akan tetapi, jika kamu sudah berkeluarga, maka dana darurat yang ideal dihitung berdasarkan jumlah anak yang kamu miliki.
- Keluarga tanpa anak: Dana darurat setara dengan 6 kali pengeluaran bulanan.
- Keluarga dengan 1 anak: Dana darurat setara dengan 9 kali pengeluaran bulanan.
- Keluarga dengan 2 anak: Dana darurat setara dengan 12 kali pengeluaran bulanan.
4. Segera Sisihkan Ketika Gajian
Cara mengumpulkan dana darurat berikutnya adalah segera menyisihkan dana darurat ketika gajian. Banyak orang menyisakan dana darurat ketika mereka telah menghabiskan uang untuk self reward atau memenuhi kebutuhan lainnya.
Keputusan tersebut tidak sepenuhnya salah, tetapi alangkah lebih baik kamu langsung menyisihkan dana darurat dari penghasilan. Dengan begitu kamu tidak terlena untuk menghasilkan seluruh penghasilan yang kamu dapatkan.
Baca Juga: Kenapa Reksa Dana Pasar Uang Disebut Minim Risiko? Ini Jawabannya
5. Siapkan Dua Jenis Dana Darurat
Kamu juga dapat membagi dana darurat menjadi dua bagian. Salah satu dana darurat dipergunakan untuk kebutuhan seperti memperbaiki rumah, kendaraan, atau kerusakan lainnya.
Sementara, dana darurat lainnya untuk kebutuhan seperti sakit, kecelakaan, musibah tak terduga, atau PHK.
6. Buat Dompet Terpisah
Buatlah dompet terpisah khusus untuk dana darurat. Tujuannya supaya dana yang kamu sisihkan untuk dana darurat tidak tercampur dengan dana untuk kebutuhan sehari-hari. Cara ini juga efektif untuk menekan keinginan menggunakan dana darurat untuk keinginan yang sebenarnya tidak perlu.
7. Simpan Pada Instrumen yang Mudah Dicairkan
Cara mengumpulkan dana darurat selanjutnya adalah menyimpan pada instrumen yang mudah dicairkan. Sehingga, jika kamu membutuhkan dana itu dengan segera kamu dapat langsung mencairkan dan menggunakannya.
Karena dana darurat untuk kebutuhan mendesak, kamu dapat menyimpannya pada instrumen seperti reksa dana karena memiliki likuiditas tinggi.
Itulah 7 cara mengumpulkan dana darurat dari penghasilan. Keberhasilan dalam mengumpulkan dana darurat tidak hanya bergantung pada jumlah yang disisihkan, tetapi juga pada konsistensi dan disiplin dalam melakukannya.
Buat yang ingin menyimpan dana darurat pada instrumen dengan likuiditas tinggi, kamu dapat menyimpannya di reksa dana SFAST.
Selain mengumpulkan dana darurat, kamu juga dapat berinvestasi saham dan obligasi dengan mudah dalam satu genggaman.
Jadi tunggu apa lagi? Yuk, investasi di SFAST sekarang!