Reksa dana telah menjadi salah satu pilihan menarik bagi banyak investor, khususnya investor pemula yang baru terjun ke dunia investasi. Dengan kemudahan akses dan potensi imbal hasil menarik, reksa dana hadir dengan berbagai produk yang dapat disesuaikan dengan profil risiko investor.
Di tengah pertumbuhan pasar dan perkembangan dunia investasi yang semakin dinamis, reksa dana syariah hadir sebagai alternatif investasi yang sejalan dengan prinsip syariah. Masyarakat tidak perlu tidak perlu khawatir jika imbal hasil berasal dari investasi yang mengandung unsur non-halal.
Baca Juga: Cara Ukur Kinerja Reksa Dana Menggunakan Compound Annual Growth Rate (CAGR)
Menurut Yefta Djunarjanto, Business Development PT Surya Fajar Sekuritas, semua efek yang menjadi portofolio dari reksa dana syariah (kelolaan investasi) diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) guna memastikan semua produk sesuai kaidah syariah (agama), sehingga cocok bagi mereka yang ingin berinvestasi tanpa melanggar aturan syariah.
“Reksa Dana Syariah dibuat oleh Manajer Investasi berdasarkan Syariah Islam dan diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah. Ini memastikan bahwa semua produk dan portofolionya sesuai dengan kaidah Syariah,” ujarnya, Rabu (2/10).
“Investor yang ingin dana mereka dikelola secara syariah, misalnya untuk ibadah Umroh atau Haji, bisa memilih Reksa Dana Syariah. Namun, siapa pun, bahkan tanpa tujuan khusus seperti Umroh juga bisa berinvestasi di sini, karena produk ini ditujukan untuk semua kalangan masyarakat,” lanjutnya
Pada tahun 2024, pertumbuhan dana kelolaan reksa dana syariah di Indonesia menunjukkan tren positif.
Berdasarkan laporan perkembangan reksa dana syariah oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana kelolaan pada Januari 2024 tercatat sebesar Rp43,43 triliun, lalu mengalami peningkatan menjadi Rp46,90 triliun pada Agustus 2024.
“Kinerja reksa dana syariah tidak terlepas dari kepiawaian Manajer Investasi dalam mengelola dana yang dipercayakan oleh investor. Lembaga seperti Infovesta telah rutin memberikan Award tiap tahun pada reksa dana maupun Manajer Investasi yang berprestasi. Dari sisi segmen pasar, Indonesia tentu merupakan negara yang memiliki potensi besar dalam pengembangan reksa dana syariah,” jelas Yefta.
Baca juga: Bongkar 3 Cara Menghitung Valuasi Saham Tepat dan Akurat!
Salah satu produk reksa dana syariah yang baru saja menerima penghargaan adalah Reksa Dana MNC Dana Syariah sebagai Reksa Dana Pendapatan Terbaik periode 3 tahun dengan kinerja yg baik dan sangat stabil di 20,57% atau rata-rata 6,85% per tahun Net.
MNC Dana Syariah kini telah memasuki usia 18 tahun dan tetap menunjukkan kinerja yang solid dan konsisten. Pada tanggal 26 September 2024, produk ini mencatatkan performa harian sebesar 0,0185%, dengan indikasi imbal hasil dalam 1 tahun terakhir mencapai 6,75% (“netto” karena hasil investasi reksa dana bukan merupakan Objek Pajak).
Baca Juga: Bedah 10 Komponen Penting Fund Fact Sheet untuk Mengetahui Kinerja Reksa Dana
Selain MNC Dana Syariah, terdapat juga beberapa produk reksa dana syariah dengan imbal hasil optimal yang semuanya tersedia di Aplikasi SFAST, misalnya: Reksa Dana Haji Syariah (i-Hajj Syariah Fund) dari PT Insight Investments Management yang juga mendapatkan Award dari Infovesta pada tanggal 27 September 2024 dengan langsung menyabet 3 penghargaan sekaligus, yaitu: Best Mutual Fund Sharia periode 1 tahun, 3 tahun dan 5 tahun.
Beberapa keranjang investasi Reksa Dana Syariah hanya di SFAST:
- Reksa Dana Haji Syariah (NAV: Rp4,968 | Return 1 bulan: 1,10%)
- Reksa Dana MNC Dana Syariah (NAV: Rp3,494 | Return 1 bulan: 0,59%)
- Reksa Dana Syariah SAM Dana Likuid (NAV: Rp1,287 | Return 1 bulan: 0,59%)
- Reksa Dana MNC Dana Syariah Barokah (NAV: Rp1,472 | Return 1 bulan: 0,45%)
- Data Rabu, 02 Oktober 2024
Jika kamu tertarik untuk berinvestasi dalam reksa dana syariah dan ingin memulai perjalanan investasi Anda dengan mudah, ikuti tutorial berikut:
- Buka aplikasi SFAST
- Pada bagian bawah, pilih menu Search atau Cari
- Kemudian, pilih opsi Reksa Dana
- Kamu dapat memilih berbagai produk reksa dana syariah sesuai profil risiko
Mudah bukan?