Saham dan obligasi adalah dua instrumen yang populer di dunia investasi. Namun, masih banyak orang belum mengetahui jelas perbedaan saham dan obligasi.
Pasalnya, saham dan obligasi sama-sama berupa surat berharga yang dapat diperjualbelikan di bursa. Keduanya juga memiliki klaim atas laba dan aktiva perusahaan.
Selama saham atau obligasi masih berlaku, maka investor bisa mendapatkan keuntungan berupa capital gain.
Namun, untuk mengambil keputusan investasi yang tepat, penting untuk memahami karakteristik masing-masing instrumen.
Nah, berikut adalah 10 perbedaan saham dan obligasi yang harus investor ketahui sebelum menginvestasikan dana.
Perbedaan Saham dan Obligasi
1. Bentuk Investasi
Saham adalah bentuk kepemilikan perusahaan dalam bentuk ekuitas. Ketika investor membeli saham, artinya menjadi sebagian kecil pemilik dari perusahaan tersebut.
Sementara, obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan atau pemerintah. Dalam investasi obligasi, investor memberikan pinjaman kepada penerbit obligasi dan menerima pembayaran berupa bunga secara berkala.
2. Pihak yang Mengeluarkan
Perbedaan saham dan obligasi juga terlihat dari pihak yang mengeluarkan. Saham diterbitkan oleh perusahaan terbuka (Tbk) yang ingin mengumpulkan modal untuk membiayai operasional, ekspansi, atau proyek lainnya.
Berbeda dengan obligasi, instrumen ini dapat dikeluarkan oleh perusahaan maupun pemerintah. Perusahaan memanfaatkan dana obligasi untuk membiayai operasional perusahaan.
Sedangkan, pemerintah memanfaatkan dana obligasi untuk membiayai pembangunan negara.
Baca Juga: Menyala! Ini 4 Wanita Paling Tajir di Indonesia
3. Pembagian Keuntungan
Keuntungan dari saham dapat berasal dari dua sumber utama, yaitu kenaikan harga saham (capital gain) dan dividen. Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada pemegang saham sesuai dengan jumlah kepemilikan saham.
Obligasi juga membagi keuntungan kepada pemegang obligasi berupa kupon dan capital gain. Kupon berupa bunga yang dibayarkan secara berkala selama waktu berlakunya obligasi.
4. Keuntungan Capital Gain
Pemegang saham akan mendapatkan capital gain ketika menjual saham dengan harga lebih tinggi dari harga beli. Namun, harga saham dapat naik dan turun tergantung dari performa perusahaan dan kondisi pasar.
Sedangkan keuntungan capital gain obligasi berasal dari selisih harga jual dan harga beli di secondary market.
5. Jangka Waktu
Saham memiliki jangka waktu tidak terbatas. Investor dapat membeli dan menjual saham kapan saja di bursa.
Berbeda dengan obligasi yang memiliki jatuh tempo tergantung pada keputusan penerbit obligasi. Waktu jatuh tempo obligasi menjadi waktu bagi investor untuk menerima bunga atau kupon.
6. Hak Campur Tangan Perusahaan
Perbedaan saham dan obligasi selanjutnya terlihat pada hak campur tangan perusahaan. Sebagai pemilik saham, investor memiliki hak suara atas kebijakan perusahaan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Sedangkan investor obligasi tidak memiliki hak suara atas keputusan perusahaan.
7. Fluktuasi Harga
Saham dan obligasi memiliki reaksi yang berbeda terhadap kebijakan ekonomi dan kenaikan suku bunga. Harga saham cenderung lebih fluktuatif dan sensitif terhadap kondisi perekonomian. Sedangkan, obligasi memiliki harga yang cenderung stabil.
8. Jika Perusahaan dilikuidasi
Likuidasi adalah penutupan atau pembubaran perusahaan dengan menjual semua sisa asetnya untuk membayar kewajiban kepada kreditur.
Apabila perusahaan dilikuidasi maka pemegang obligasi memiliki hak klaim terlebih dahulu atas sisa aset perusahaan. Investor obligasi akan mendapatkan bunga sesuai perjanjian.
Setelah obligasi terlunasi, barulah pemegang saham mendapatkan bagian dari sisa aset. Pemegang saham akan mendapatkan keuntungan sesuai porsi kepemilikan.
Baca Juga: 5 Jurus Memilih Reksa Dana Pendapatan Tetap Biar Cuan Melimpah
9. Risiko
Obligasi memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan saham, tetapi potensi keuntungan juga lebih rendah. Sebaliknya, saham memiliki risiko lebih tinggi, tetapi juga memiliki potensi keuntungan yang lebih tinggi.
Bagi investor yang mencari stabilitas dan pendapatan tetap, obligasi mungkin merupakan pilihan yang baik.
Bagi investor yang memiliki jangka waktu investasi yang lebih panjang dan mencari potensi keuntungan yang lebih tinggi, bisa jadi saham merupakan pilihan yang tepat.
10. Pajak
Perbedaan saham dan obligasi yang terakhir terdapat pada kewajiban membayar pajak. Investor saham terkena wajib pajak karena menerima dividen atau laba perusahaan.
Dividen atau laba perusahaan merupakan pendapatan kena pajak. Pajak dipotong secara otomatis ketika investor menerima dividen.
Tidak seperti investor obligasi yang tidak dikenakan pajak atas bunga yang dihasilkan. Itulah mengapa obligasi menjadi pilihan menarik bagi sebagian investor.
Demikian 10 perbedaan saham dan obligasi yang dapat investor jadikan sebagai pertimbangan. Setelah mengetahui perbedaan keduanya, kamu dapat memulai berinvestasi di SFAST.
Dengan menggunakan aplikasi SFAST, kamu dapat memilih berbagai produk investasi mulai dari saham, reksa dana, dan obligasi dalam satu genggaman.
Mau #DudukSantaiTapiCuan? Yuk, investasi di SFAST aja!