Reksa dana merupakan salah satu instrumen investasi yang tak kalah populer di kalangan investor. Salah satu jenis reksa dana yang patut menjadi perhitungan adalah reksa dana pendapatan tetap (RDPT).
RDPT menjadi pilihan menarik bagi banyak investor. Selain menawarkan potensi keuntungan, jenis investasi ini juga relatif stabil.
Mengenal Reksa Dana Pendapatan Tetap
Reksa dana pendapatan tetap adalah jenis reksa dana yang mengalokasikan dana himpunan ke dalam instrumen untuk menghasilkan pendapatan tetap.
Manajer investasi mengalokasikan setidaknya 80% dana himpunan ke efek bersifat utang seperti surat utang atau obligasi.
Surat utang atau obligasi dikeluarkan oleh korporasi maupun pemerintah. Resiko yang ditawarkan memang lebih tinggi dari reksa dana pasar uang, tetapi lebih moderat daripada reksa dana saham.
Hal ini membuat RDPT sangat cocok untuk investor konservatif yang memiliki tujuan investasi 1 sampai 3 tahun kedepan.
Seperti reksa dana lainnya, memilih reksa dana pendapatan tetap cukup tricky. Memahami cara memilih reksa dana jenis ini memberikan manfaat besar bagi investor dalam mengembangkan portofolio investasi yang sehat dan menguntungkan.
Nah, berikut adalah 5 jurus memilih reksa dana pendapatan tetap untuk mendapatkan hasil maksimal.
Baca Juga: Tips Investasi Uang THR di Reksa Dana Sesuai Profil Risiko
Jurus Memilih Reksa Dana Pendapatan Tetap
1. Sesuaikan Tujuan Investasi
Setiap investor memiliki tujuan investasi yang berbeda. Menyesuaikan tujuan investasi membantu investor menentukan durasi investasi yang diinginkan.
Reksa dana pendapatan tetap sendiri merupakan jenis investasi jangka pendek dan menengah.
Jika ingin membeli suatu barang dalam jangka waktu hingga 3 tahun kedepan, maka RDPT menjadi pilihan tepat.
2. Pilih Manajer Investasi Terpercaya
Dana himpunan reksa dana dikelola oleh manajer investasi. Oleh karena itu, memeriksa reputasi dan kinerja manajer investasi merupakan langkah tepat untuk memilih reksa dana pendapatan tetap.
Keahlian manajer investasi dalam mengelola dana secara efektif dapat tercermin melalui reputasi dan kinerjanya.
Melalui evaluasi kinerja masa lalu, investor dapat melihat gambaran bagaimana kinerja mereka di masa depan, walaupun tidak ada jaminan yang pasti.
3. Cek Komposisi Portofolio
Komposisi reksa dana pendapatan tetap umumnya terdiri dari instrumen seperti obligasi korporasi, obligasi pemerintah, dan instrumen pendapatan tetap lainnya. Setiap instrumen memiliki tingkat risiko yang berbeda.
Dengan pemahaman yang baik tentang komposisi portofolio, investor dapat menilai sejauh mana tingkat risiko yang dapat diterima.
Investor juga dapat melihat kecocokan RDPT dengan tujuan investasi dan potensi pengembalian investasi yang diinginkan.
Selain itu, periksa juga diversifikasi dalam portofolio RDPT. Diversifikasi adalah strategi penting dalam mengurangi risiko investasi dari satu jenis instrumen tertentu.
Baca Juga: Ketahui 6 Perbedaan Reksa Dana Syariah dan Konvensional Sebelum Investasi
4. Cek Rating Kredit
Rating kredit membantu dalam mengevaluasi risiko gagal bayar yang terkait dengan instrumen yang menjadi dasar reksa dana pendapatan tetap.
Rating tersebut memberikan indikasi tentang kualitas kredit entitas yang menerbitkan obligasi atau instrumen pendapatan tetap.
Semakin tinggi rating kredit menunjukkan risiko gagal bayar yang lebih rendah, sehingga lebih aman. Sementara, rating kredit rendah mungkin menawarkan imbal hasil tinggi, tetapi risikonya lebih besar.
5. Biaya Transaksi dan Pengelolaan
Investor akan menemukan sejumlah biaya saat memilih reksa dana pendapatan tetap. Biaya ini meliputi biaya pengelolaan, pembelian, dan penjualan. Biaya ini memiliki dampak signifikan pada pengembalian investasi, terutama untuk jangka panjang.
Pilihlah reksa dana yang menawarkan biaya transaksi dan pengelolaan kompetitif tanpa mengorbankan kualitas pengelolaan dan kinerja.
Membandingkan biaya reksa dana serupa dapat membantu investor menentukan RDPT yang paling optimal.
Nah, bagaimana? Apakah kamu tertarik untuk investasi di reksadana pendapatan tetap?
Kamu bisa memulai investasi reksa dana pendapatan tetap di SFAST sesuai dengan tujuan investasi dan profil risiko. Jadi tunggu apalagi?
Mau #DudukSantaiTapiCuan? Yuk, investasi di SFAST aja!