Dalam era bisnis yang terus berubah, ada berbagai pendekatan yang dapat digunakan untuk memulai dan mengembangkan bisnis. Salah satu strategi yang semakin popular dikenal sebagai “bootstrapping.” Bootstrapping melibatkan proses membangun bisnis dari nol dengan menggunakan sumber daya internal seperti tabungan pribadi, pendapatan bisnis yang sudah ada, serta dukungan dari keluarga dan teman-teman.
Artikel ini akan membahas konsep apa itu bootstrapping, langkah-langkah yang perlu kamu ambil, serta kelebihan dan kekurangannya dalam konteks membangun bisnis.
Baca juga: Pebisnis Harus Tau! 6 Tipe-Tipe Pelanggan Dalam Bisnis
Apa itu Bootstrapping?
Bayangkan bisnis kamu seperti menanam pohon. Bootstrapping adalah cara kamu mulai menumbuhkan pohon bisnis tersebut dengan menggunakan sumber daya yang telah kamu miliki, tanpa menggantungkan diri pada bantuan eksternal seperti investor besar atau pinjaman. Sebaliknya, kamu memanfaatkan semua sumber daya yang tersedia di sekitar kamu.
Dalam konteks bisnis, bootstrapping berarti memulai dan mengembangkan perusahaan kamu dengan sumber daya yang terbatas yang kamu miliki sendiri. Hal ini dapat mencakup menggunakan tabungan pribadi, bekerja dari rumah atau kantor yang sederhana, dan memaksimalkan efisiensi dalam pengeluaran. Kamu akan menjalankan bisnis kamu dengan fokus pada pertumbuhan yang lambat namun stabil.
Tahapan dalam Bootstrapping
Tahap Pertama: Modal Pribadi
Pada tahap awal bootstrapping, kamu memulai bisnis dengan menggunakan uang tabungan pribadi atau pendapatan yang kamu hasilkan sendiri. Contohnya, pemilik bisnis dapat tetap bekerja pada pekerjaan utama mereka sambil mulai mengembangkan bisnisnya.
Tahap Kedua: Pendanaan dari Pelanggan
Tahap ini terjadi ketika bisnis kamu mulai menghasilkan pendapatan dari pelanggan, dan uang yang diperoleh dari pelanggan digunakan untuk menjaga bisnis tetap berjalan. Tahap ini juga menjadi momen untuk mengembangkan bisnis dan meningkatkan pendapatan melalui strategi pemasaran yang lebih aktif.
Tahap Ketiga: Pemanfaatan Kredit
Biasanya, pemilik bisnis mulai mempertimbangkan langkah ini ketika pendapatan bisnis sudah stabil dan mereka ingin mengembangkan bisnis ke tingkat yang lebih profesional. Ini dapat mencakup penambahan karyawan, investasi dalam peralatan, dan peningkatan pelayanan kepada pelanggan. Namun, penting untuk mempertimbangkan dengan matang apakah pendapatan bisnis sudah mencukupi untuk membayar kembali pinjaman yang diambil.
Baca juga: Panduan Praktis 5 Cara Menentukan Harga Jualan yang Tepat
Kelebihan Bootstrapping
1. Kendali Penuh atas Bisnis
Dengan bootstrapping, kamu memiliki kendali penuh atas bisnis kamu. Kamu tidak perlu membagi kepemilikan atau memberikan laporan kepada investor eksternal. Ini memberikan fleksibilitas dalam mengambil keputusan dan mengelola bisnis sesuai visi kamu.
2. Kemandirian Finansial
Dengan pendekatan bootstrapping, kamu tidak terikat pada investor luar yang menuntut pengembalian investasi mereka. Kamu dapat membangun bisnis kamu sendiri dan mengendalikan arus keuangan tanpa campur tangan pihak lain.
3. Pengembangan Keterampilan Wirausaha
Memulai bisnis dengan sumber daya terbatas mendorong kamu untuk menjadi lebih kreatif dan efisien dalam mengelola uang dan sumber daya. Hal ini dapat membantu perkembangan keterampilan wirausaha yang kuat.
4. Fleksibilitas dan Kreativitas
Dengan mengandalkan sumber daya internal, kamu akan lebih cenderung menjadi kreatif dalam mencari solusi dan peluang baru. Kamu harus berpikir di luar batasan untuk mengatasi kendala keuangan.
Kekurangan Bootstrapping
1. Pertumbuhan Bisnis yang Lambat
Pendekatan bootstrapping sering membatasi pertumbuhan bisnis. Keterbatasan sumber daya dapat menghambat alokasi dana untuk pemasaran, pengembangan produk, atau ekspansi cepat, yang dapat memperlambat pertumbuhan bisnis.
2. Terbatasnya Sumber Daya
Tanpa tambahan dana dari investor eksternal, kamu mungkin terbatas dalam pengembangan produk, pemasaran, penelitian, dan pengembangan. Hal ini dapat berdampak pada kualitas dan daya saing bisnis dalam jangka panjang.
3. Risiko Kegagalan Finansial
Jika bisnismu menghadapi kesulitan finansial atau biaya tak terduga, kamu mungkin tidak memiliki cadangan dana yang cukup untuk bertahan. Pendekatan bootstrapping dapat membuat bisnismu lebih rentan terhadap fluktuasi pasar atau masalah internal.
4. Keterbatasan dalam Inovasi
Terkadang, kurangnya dana tambahan dapat menghambat inovasi. Kamu mungkin mengalami kesulitan dalam mengembangkan produk atau layanan baru yang memerlukan investasi besar dalam riset dan pengembangannya.
Baca juga: 14 Pertanyaan Tentang Bisnis Sebelum Kamu Memulai Usaha
Kesimpulan
Bootstrapping adalah strategi menarik dalam membangun bisnis yang menawarkan kendali penuh, kemandirian finansial, dan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan wirausaha. Namun, kamu juga harus mempertimbangkan tantangan seperti pertumbuhan yang lambat, keterbatasan sumber daya, dan risiko kegagalan finansial. Dengan strategi yang cerdas dan kreatif, bootstrapping dapat menjadi landasan kuat untuk pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Selain dari tabungan pribadi, kamu juga dapat mempertimbangkan sumber pendanaan tambahan melalui platform resmi dan aman seperti Indofund.id, yang telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Melalui platform ini, kamu dapat mengajukan pendanaan untuk bisnismu atau memberikan dukungan keuangan kepada UMKM lainnya.