Para investor tentu sudah tidak asing dengan apa itu return dalam dunia investasi. Return atau imbal hasil menjadi indikator untuk mengukur performa suatu investasi. Selain itu, investor juga dapat mengetahui sejauh mana tujuan keuntungan yang diinginkan dalam dalam investasi telah tercapai.
Lantas, apa itu return dan beberapa faktor yang mempengaruhinya? Yuk, simak penjelasan pada artikel di bawah ini ya!
Apa itu Return?
Return adalah hasil yang didapatkan dari aktivitas investasi dalam kurun waktu tertentu. Investor dapat memperoleh return yang tinggi jika berani menanggung resiko dalam aktivitas investasi.
Oleh karena itu, muncul istilah ‘high risk, high return’ yang artinya semakin tinggi resiko investasi maka semakin tinggi potensi return yang didapatkan.
Perlu diingat bahwa return terbagi menjadi dua yaitu keuntungan (gain) dan kerugian (loss).
Return tidak selalu bergerak ke arah positif, tetapi juga negatif. Return yang bergerak ke arah negatif menandakan investasi mengalami kerugian (loss). Untuk meminimalkan kerugian dan memaksimalkan keuntungan, pemahaman mengenai jenis, komponen, dan pengaruh return sangat diperlukan.
Baca Juga: 10 Istilah Penting Tentang IPO, Investor Wajib Tahu!
Jenis-jenis Return
Setelah mengetahui istilah return, investor juga perlu mengetahui jenis-jenis return. Terdapat dua jenis return dalam investasi, yaitu return ekspektasi dan return realisasi.
1. Return Ekspektasi
Return ekspektasi adalah imbal balik yang diharapkan oleh investor dari kepemilikan investasi selama waktu tertentu. Return ekspektasi terjadi pada masa yang akan datang.
Pemilik investasi tentu mengharapkan return dalam jumlah yang menguntungkan.
Dalam perhitungannya, return ekspektasi mempertimbangkan berbagai faktor seperti kinerja historis, tren pasar, analisis fundamental, dan faktor risiko terkait. Investor harus mampu mengambil keputusan yang baik supaya mendapatkan return sesuai keinginan.
Ketika keuntungan telah berhasil didapatkan, maka keuntungan tersebut berubah menjadi return realisasi.
2. Return Realisasi
Sedangkan, return realisasi adalah jenis return yang sudah investor peroleh baik berupa keuntungan maupun kerugian. Penting untuk mengukur return realisasi sebagai indikator untuk menilai kinerja suatu perusahaan.
Return jenis juga ini dapat menjadi dasar bagi para investor dalam menentukan return dan risiko investasi di masa datang.
Komponen Return
Setelah mengetahui apa itu return, kamu juga haru mengetahui komponen return dalam investasi. Komponen return terbagi menjadi dua, yakni yield dan capital gain. Berikut ulasan lengkapnya buat SFAST gengs!
1. Yield
Yield adalah persentase kas yang secara periodik didapatkan oleh investor dari suatu investasi selama periode tertentu. Pendapatan yang diperoleh dapat berupa bunga, dividen, atau hasil investasi lainnya. Besarannya ditetapkan dalam bentuk persentase sesuai jumlah investasi.
2. Capital Gain
Capital gain merupakan return yang diperoleh investor ketika berhasil menjual produk investasi dengan harga yang lebih tinggi dari harga beli. Namun, jika menjual instrumen dengan harga dibawah harga beli maka investor mengalami capital loss (kerugian).
Baca Juga: 7 Hack yang Perlu Diketahui Investor Pemula Untuk Capai Kesuksesan Berinvestasi
Faktor yang Mempengaruhi Besaran Return
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi return investasi. Simak penjelasan berikut ya!
1. Risiko Pasar
Kondisi pasar modal yang bullish (naik) akan meningkatkan potensi return yang akan diperoleh. Sedangkan, kondisi pasar modal yang bearish (turun) akan meminimalkan perolehan return.
2. Nilai Tukar
Nilai tukar berkaitan dengan kekuatan mata uang suatu negara terhadap mata uang asing. Semakin kuat nilai mata uang, semakin besar pula potensi return investasi yang akan diperoleh.
3. Suku Bunga
Kenaikan suku bunga akan mengurangi nilai investasi saat ini dari potensi return yang akan diperoleh di masa depan. Hal ini juga berpotensi menyebabkan penurunan harga saham di pasar modal.
4. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas terkait dengan perdagangan saham di pasar sekunder. Investasi yang likuid dapat dibeli atau dijual dengan cepat tanpa mengalami perubahan harga.
5. Inflasi
Berikutnya apakah inflasi yang sangat mempengaruhi besaran return dalam investasi,Jika inflasi tinggi, maka jumlah modal yang diperlukan untuk berinvestasi akan meningkat karena harga-harga juga akan naik. Hal ini akan secara langsung mempengaruhi imbal hasil yang diterima.
Cara Menghitung Return investasi
Semakin tinggi return maka kinerja investasi semakin bagus. Mengetahui kinerja investasi bagus adalah dengan menghitung return. Yuk, simak cara menghitung return investasi sebagai berikut.
Rumus: (Harga Sekarang – Harga Pembelian) x Jumlah Unit yang dimiliki
Misalnya, kamu punya 100 unit reksadana dengan harga masing-masing Rp 100.000. Jika harganya naik menjadi Rp 115.000, maka imbalan hasil yang kamu dapatkan adalah:
(Rp 115.000 – Rp 100.00) x 100 = Rp 1.500.000
Dari rumus tersebut return yang bisa kamu dapatkan adalah Rp 1.500.000
Jika ingin memulai berinvestasi, ada beberapa cara yang dapat kamu coba. Salah satunya dengan mempertimbangkan menggunakan aplikasi investasi SFAST. Melalui SFAST, kamu dapat memilih berbagai instrumen investasi untuk mendapatkn return yang menguntungtungkan.