Sejatinya investasi ibarat orang pacaran. Terdengar aneh tetapi keduanya memiliki banyak kesamaan, salah satunya membutuhkan tujuan dan komitmen jangka panjang.
Hubungan berjalan dengan baik jika kedua orang yang terlibat didalamnya memiliki kesamaan tujuan dan berkomitmen untuk meraih tujuan bersama.
Tidak banyak yang menyadari bahwa investasi merupakan suatu kebutuhan, sama halnya ketika menjalin sebuah hubungan. Kita membutuhkan investasi sebagai langkah untuk mempersiapkan masa depan.
Pasalnya tidak selamanya kita muda, sehat, dan terus bekerja. Disini investasi berperan sebagai sarana menjaga dan mempekerjakan uang yang kita miliki.
Lalu, gimana sih maksudnya investasi ibarat orang pacaran? Yuk simak analogi investasi ibarat oranng pacaran yang pasti relate banget sama kehidupanmu.
1. Tahap Pendekatan atau PDKT
Dalam dunia percintaan, tahap pendekatan adalah saat yang tepat mengenal pasangan lebih dekat sebelum memutuskan ke jenjang lebih serius.
Demikian pula dalam dunia investasi yang dapat diibaratkan seperti orang pacaran atau sedang jatuh cinta.
Sebelum kita memutuskan untuk membeli saham, kita perlu melakukan riset dan analisis yang cermat terlebih dahulu.
Ketahui bibit bebet bobot perusahaan dengan mengenali profil perusahaan dan kondisi keuangannya. Pasalnya berhasil atau tidak investasi bergantung pada kondisi keuangan perusahaan tersebut.
Apabila perusahaan berhasil mencapai pertumbuhan penghasilan bersih yang menjanjikan dan terus meningkat seiring berjalannya waktu, para investor dapat melihat potensi tinggi untuk mendapatkan hasil investasi yang menguntungkan dari perusahaan tersebut.
2. Jangan Sembarangan Pilih
Investasi ibarat orang pacaran yang target utamanya pernikahan. Setiap orang yang menjalin hubungan tentu berharap memiliki kehidupan yang lebih baik dan bahagia.
Apabila salah satu pasangan tidak sejalan, tentu tujuan dari hubungan itu tidak tercapai.
Begitu juga dalam investasi, kita perlu memilih instrumen yang sejalan dengan nilai dan tujuan investasi kita. Apakah kita mencari pertumbuhan jangka panjang, swing trade harian, atau dividen besar dan stabil.
Melalui riset yang cermat memastikan bahwa kita memilih investasi yang sesuai dengan tujuan dan keadaan keuangan.
Cara mencapai tujuan investasi yaitu dengan menentukan rencana dengan jelas dan terarah. Selain itu, lakukan investasi rutin meski nilainya kecil dan lakukan evaluasi keuangan secara berkala.
3. Cari yang Pas dan Nyaman di Hati
Kenyamanan menjadi salah satu landasan dalam menjalin hubungan. Setiap orang tentu memiliki selera dan kriteria pasangan yang berbeda. Daripada fomo atau cuma ikut-ikutan lebih baik cari yang sesuai dengan preferensi dan tujuan.
Memilih saham yang sejalan dengan nilai dan prinsip pribadi dapat memberikan kepuasan dan kenyamanan.
Misalnya, jika kamu memiliki kepedulian terhadap isu lingkungan, kamu mungkin merasa pas dan nyaman dengan saham perusahaan yang berkomitmen pada praktik ramah lingkungan.
Baca Juga: Bursa Karbon RI: Menjelajahi Perdagangan Karbon Indonesia
4. Ngga Ada yang Sempurna
Kalo cari pasangan yang sempurna sampai kapanpun nggak akan ketemu. Ubah cara pandangnya dengan cari pasangan paling kamu mau terima kurangnya.
Dunia investasi juga nggak jauh berbeda, meski sudah melakukan pendekatan dan analisa mendalam pasti terdapat beberapa kekurangan di setiap instrumen.
Pasar keuangan yang cenderung fluktuatif dapat menyebabkan turunnya investasi atau bahkan mengalami kerugian.
Meski demikian, investor dapat meminimalkan resiko dengan melakukan riset, diversifikasi portofolio dengan membagi porsi dana kebeberapa instrumen, dan melihat pendekatan jangka panjang.
5. Cepat Move On
Diputusin doi memang menyakitkan, tapi yang lebih sakit ketika melihat saham terjun bebas. Untuk itu, jangan terlalu menaruh ekspektasi keuntungan terlalu tinggi dari saham.
Penting untuk memiliki pandangan realistis terhadap apa yang diharapkan dari kinerja perusahaan. Periksa leboh dulu kinerja masa lalu, keuangan perusahaan, tren, dan rencana ke depan.
Cepet move on dari saham yang baru aja downtrend atau cut loss bikin hati lebih adem dan siap PDKT sama emiten baru.
Itu tadi analogi investasi ibarat orang pacaran. Ternyata investasi itu tricky banget, ya, sama kaya sifat doi.