Electronics Indonesia Public Offering atau e-IPO merupakan terobosan baru dalam dunia pasar modal, khususnya pasar modal di Indonesia. Kehadiran sistem saham e-IPO sangat mendukung proses penawaran umum perdana atau IPO di tengah masyarakat.
Sistem e-IPO juga memperluas partisipasi perusahaan efek sebagai selling agent untuk melakukan penawaran umum dengan lebih efektif. Masyarakat juga mendapatkan kemudahan untuk membeli saham yang baru saja melantai di bursa efek.
Salah satu keuntungan membeli saham e-IPO adalah memberikan keamanan dan transparansi. Calon investor dapat melihat status pemesanan saham secara real time. Selain itu, mereka dapat mengikuti informasi seputar pembelian saham IPO.
Lalu, apa saja tahap pembelian saham melalui sistem e-IPO?
Baca Juga: 10 Istilah Penting Tentang IPO, Investor Wajib Tahu!
Tahap Beli Saham e-IPO
Tahapan beli saham e-IPO terdiri dari bookbuilding (penawaran awal), offering (penawaran umum), dan allocation (penjatahan). Berikut adalah penjelasannya!
1. Bookbuilding (Penawaran Awal)
Tahap pertama pada penawaran umum perdana online adalah bookbuilding. Secara istilah, bookbuilding adalah penawaran awal sebelum saham dari perusahaan atau emiten go public. Pada tahap ini harga saham masih berupa rentang harga.
Investor dapat membeli saham berdasarkan rentang harga yang telah ditentukan sesuai keinginan. Emiten dapat melihat minat investor berdasarkan minat pemesanan saham. Semakin tinggi minat investor, maka harga saham perdana yang ditawarkan akan semakin tinggi.
Contohnya:
Perusahaan atau emiten melakukan penawaran awal saham dengan rentang harga Rp150 – Rp200. Maka calon investor dapat membeli saham tersebut sesuka hati mereka asalkan tidak keluar dari rentang harga yang telah ditetapkan.
2. Offering (Penawaran Umum)
Setelah bookbuilding, tahap selanjutnya adalah offering atau penawaran umum. Offering adalah masa perusahaan atau emiten telah aktif memperdagangkan sahamnya di bursa efek. Pada tahap ini, harga saham bersifat final.
Investor yang belum sempat membeli melakukan pemesanan di masa bookbuilding, dapat membeli saham pada masa offering. Masa offering saham berlangsung pada hari kerja, sekitar 1 sampai 5 hari.
Contoh:
Jika calon investor ingin membeli saham perdana pada masa penawaran umum, maka mereka hanya dapat membeli saham di harga yang telah ditentukan emiten.
Baca Juga: Apa Itu IPO? Dan 5 Alasan Kenapa Perusahaan Melakukan Proses IPO
3. Allocation (Penjatahan)
Terakhir adalah tahap allocation atau penjatahan. Tahap ini dilakukan apabila jumlah saham yang dipesan melebihi jumlah saham yang ditawarkan.
Pada tahap ini semua pesanan yang diterima akan didistribusikan sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 41 Tahun 2020. Investor yang tidak mendapatkan jatah saham maka uangnya akan dikembalikan.
Contoh:
Seorang calon investor membeli saham pada e-IPO, sayangnya ia tidak mendapat lembar saham karena lembar saham telah habis terjual. Maka uang pembelian saham akan dikembalikan kepada investor tersebut.
Cara Investasi Saham e-IPO
Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menyediakan sistem penawaran umum perdana berbasis elektronik e-IPO. Kini SFAST genk dapat membeli saham e-IPO dengan mudah melalui aplikasi SFAST.
Berikut cara membeli saham e-IPO melalui aplikasi SFAST:
- Pastikan kamu sudah log in di aplikasi SFAST
- Setelah log in, klik opsi “Cari”
- Pada halaman “Cari”, pilih saham e-IPO yang tersedia
- Pilih “Lihat Selengkapnya” untuk melihat e-IPO lainnya
- Pilih E-IPO yang tersedia di “On Going” dan pilih sahamnya
- Kamu bisa melihat detail emiten & info penawaran e-IPO
- Pilih “Daftar” jika belum memiliki akun e-IPO
SFAST memberikan kemudahan dalam investasi saham, reksadana, dan obligasi dalam satu genggaman. SFAST genk dapat memulai investasi saham dengan nominal mulai dari Rp100 ribu saja, loh!
Segala kemudahan berinvestasi melalui SFAST dapat dirasakan melalui fitur-fitur unggulan lainnya. Dapatkan aplikasi SFAST melalui Apps Store dan Google Play atau langsung kunjungi situs website https://sfast.id/.