Apa itu auto rejection – Sebagai seorang yang tertarik untuk menjadi seorang investor dan terlibat dalam perdagangan saham, penting bagi kamu untuk mengenal istilah ARA dan ARB. ARA merupakan singkatan dari Auto Reject Atas, dan ARB merupakan singkatan dari Auto Reject Bawah, adalah mekanisme perdagangan di pasar saham yang bertujuan untuk melindungi para investor.
Bagi investor yang sudah memiliki pengalaman dalam berinvestasi saham, istilah-istilah ini mungkin sudah tidak asing lagi. Namun, bagi mereka yang baru mengenal dunia investasi saham, mungkin ARA dan ARB masih terdengar asing dan perlu dipahami sebelum memulai investasi di pasar saham.
Mari kita kenali lebih lanjut tentang apa itu auto rejection agar kamu dapat lebih memahami bagaimana dunia investasi saham berfungsi dan seperti apa mekanisme perlindungan untuk investor. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang ARA dan ARB, kamu akan dapat menguasai dunia investasi saham dengan lebih baik.
Baca juga: Siapa Saja Lembaga yang Terlibat dalam Pasar Modal?
Apa itu Auto Rejection Saham?
Auto Rejection pada harga saham adalah ketentuan batas atas (maksimum) atau batas bawah (minimum) terhadap fluktuasi harga saham dalam satu hari perdagangan di bursa saham.
Mekanisme auto rejection membantu para investor ketika harga saham mengalami fluktuasi yang tidak wajar. Sistem bursa secara otomatis akan menolak permintaan jual atau beli saham jika harga saham berada di luar batas yang ditetapkan.
Terdapat dua jenis pembatasan ini, yaitu Auto Reject Atas (ARA) dan Auto Reject Bawah (ARB). Bagi para investor atau trader ARA sangat diharapkan karena menunjukkan harga saham naik tinggi, sedangkan ARB sebaliknya, menandakan harga saham turun sangat rendah.
Jika terjadi ARA atau ARB, perdagangan saham pada perusahaan terkait biasanya akan dihentikan lebih awal sebelum penutupan bursa. Perusahaan tersebut akan diperdagangkan lagi di hari berikutnya.
ARA dan ARB dapat terjadi berulang kali dalam beberapa hari karena berbagai faktor penyebab. Jika sebuah perusahaan mengalami ARA atau ARB berulang kali, pihak bursa biasanya akan menghentikan perdagangan sahamnya untuk sementara waktu ke depan.
Baca juga: Waspada! Hindari Ciri-Ciri Investasi Bodong Ini
Apa itu Auto Rejection Atas (ARA)?
Auto Reject Atas (ARA) adalah batas tertinggi kenaikan harga saham yang diizinkan dalam satu hari perdagangan. Artinya, harga saham di pasar modal tidak diperbolehkan naik melebihi batas yang telah ditetapkan.
Setiap saham memiliki peluang untuk mencapai batas ARA setiap harinya, terutama pada momen-momen berikut:
- Saat terjadi penawaran publik perdana atau Initial Public Offering (IPO).
- Ketika mencapai tanggal cum date, yaitu batas akhir kepemilikan saham untuk mendapatkan hak aksi korporasi dari emiten.
- Saat muncul sentimen positif dalam pemberitaan tentang ekspansi, akuisisi, dan proyek baru perusahaan.
- Ketika laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan dirilis, yang memberikan informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan perusahaan secara signifikan.
Apa itu Auto Rejection Bawah (ARB)?
ARB adalah kebalikan dari ARA. ARA adalah persentase batas penurunan maksimum saham dalam sehari. Sementara ARB adalah batas harga saham paling bawah dalam satu hari perdagangan. Jadi, sebagai investor, penting untuk menganalisis pergerakan harga saham dengan baik, terutama saat saham berpotensi mencapai ARB.
Ketentuan ARA dan ARB
Dilansir dari databoks, Bursa Efek Indonesia (BEI) akan melakukan normalisasi kebijakan perdagangan di pasar modal tahun ini, sejalan dengan situasi pandemi yang semakin terkendali.
Salah satu kebijakan baru yang diterapkan adalah penyesuaian batas Auto Rejection Bawah (ARB). Sejak awal pandemi hingga akhir Mei 2023, BEI menetapkan batas ARA bervariasi dengan ARB memiliki nilai yang sama. Berikut adalah rincian batas-batasnya:
- Saham dengan harga Rp50-Rp200 memiliki batas ARA sebesar 35% dan batas ARB sebesar 7%.
- Saham dengan harga >Rp200-Rp5.000 memiliki batas ARA sebesar 25% dan batas ARB sebesar 7%.
- Saham dengan harga >Rp5.000 memiliki batas ARA sebesar 20% dan batas ARB sebesar 7%.
Namun, mulai bulan Juni 2023, batas ARB akan dinaikkan secara bertahap, sehingga akhirnya akan mencapai tingkat yang sama dengan batas ARA di masing-masing kelompok saham. Ketika batas ARB sudah selevel dengan ARA, kondisi ini disebut sebagai Auto Rejection Simetris.
Berikut adalah rincian ketentuan baru terkait perubahan batas ARB:
Contoh ARA
Sebuah saham yang terus menerus mengalami kenaikan dalam satu hari, akan mendapati batasan ARA pada kategori tertentu. Misal, harga saham Smartfren Telecom dengan kode emiten FREN di hari sebelumnya ditutup dengan harga Rp67 per lembar, maka batas maksimal kenaikan sahamnya pada hari itu adalah 35%. Artinya, kenaikan maksimum harga saham emiten FREN dalam sehari adalah Rp90 , yang didapat dari jumlah Rp67 + (Rp67 x 35%). Jadi, jika ada penawaran senilai Rp91 maka secara otomatis akan ditolak oleh sistem.
Contoh ARB
Saham perusahaan Bank Tabungan Negara dengan kode BBTN memiliki harga penutupan pada sore hari sebelumnya di posisi Rp1.340. Untuk saham BBTN, berlaku batas penurunan harga yang disebut ARB sebesar 15%. Jadi, artinya harga saham BBTN bisa turun maksimal sebesar Rp1.139 dalam satu hari. Angka ini didapatkan dari jumlah Rp1.340 – (Rp1.340 x 15%).
Jika harga saham BBTN turun dan mencapai batas bawah di harga Rp1.139, maka akan terjadi ARB, yang berarti ada pembatasan aktivitas perdagangan untuk saham BBTN.
Baca juga: Macam-Macam Investor, Kamu yang Mana?
Jadi, baik itu ARA maupun ARB sama-sama memiliki tujuan untuk menjaga agar kondisi pasar tetap normal. Sebagai seorang investor, penting bagi kamu untuk memiliki kemampuan yang baik dalam menganalisis pergerakan harga saham dan peka terhadap fluktuasi harga saham.
Itulah penjelasan tentang apa itu auto rejection, yang mungkin menambah pemahaman bagi kamu para investor pemula tentang apa itu auto rejection. Untuk berinvestasi, kamu bisa mulai dengan aplikasi investasi SFAST. Aplikasi SFAST akan memudahkan kamu para investor pemula untuk memulai investasi, mulai dari instrumen saham, reksadana, hingga obligasi.
Yuk, segera mulai investasi kamu di SFAST!